Karena melepaskan bukan berarti merelakan—
Memposisikan diriku
sebagai orang yang pernah terluka dan sekarang aku merasa patah. Sekejap hilang semua percaya yang kurangkai sedemikian rupa hanya karena
tingkahmu yang tak kusangka-sangka. Segala yang ada kini hancur tak
bersisa.
Kau terus membanjiri isi otakku, merubah yang hening menjadikannya terasa bising. Hingga perlahan air mataku mengering sebab kita merasa begitu asing. Aku mulai nyaman bersandar pada dinding, sembari mengumpulkan ingatan berupa puing-puing. Perasaanku terombang ambing mengiri langkah kita yang saling menguatkan diri masing-masing.
Kau terus membanjiri isi otakku, merubah yang hening menjadikannya terasa bising. Hingga perlahan air mataku mengering sebab kita merasa begitu asing. Aku mulai nyaman bersandar pada dinding, sembari mengumpulkan ingatan berupa puing-puing. Perasaanku terombang ambing mengiri langkah kita yang saling menguatkan diri masing-masing.
Siapa sangka nyatanya kuatku tak begitu utuh. Meski seberusahaku
mencobanya acuh, namun padamu hatiku tetap jatuh. Sebelum langkahmu
terlalu jauh, aku rela bersimpuh menyerah pada rindu. Aku tak bisa
mematikan sesuatu yang seharusnya tumbuh.
Kemarilah jika kau ingin membasuh asal pastikan niatmu bersungguh-sungguh.
— beruangbetina #dandelion